Jumat, 22 Oktober 2010

jejak 19 *Surat Cintaku untuk Presiden*



Rabu, 20-10-2010

“Bapak Presiden yang saya hormati dan kagumi. Saya mohon maaf sebelumnya. Saya bukan orang yang bisa berbasa basi. Tapi saya juga bukan orang yang bisa langsung mengutarakan apa yang saya pikirkan.
Saya perkenalkan dulu siapa saya, saya hanya seorang warga negara Indonesia yang berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi negri di pulau Jawa.
Malam ini saya bingung dan hanya ingin mengungkapkan apa yang sedang saya rasakan. Dan saya menulis surat ini selesai saya berbincang dengan teman sekamar kostan saya. Tentang Indonesia dan pemerintahannya.
Entah mengapa banyak sekali pertanyaan yang tiba-tiba timbul dibenak dan pikiran saya. Namun saya sendiri tidak dapat menjabarkan satu persatu. Apa karena saya memang terlalu bodoh ? Atau apakah mungkin karena memang masalah di negri ini sudah terlalu rumit seperti benang kusut yang sulit diluruskan kembali seperti apa yang telah dikatakan teman saya. Apa karena saya masih berstatus mahasiswa dan masih memiliki sebuah kata yang dinamakan idealisme. Entah satu kata itu baik atau buruk. Tapi bagi saya apa yang saya lihat dan saya dengar itu yang saya tahu.
Indonesia ya itulah negri kita Pak. Dimana saya, keluarga saya, teman-teman saya, tetangga saya, kenalan saya, musuh saya dan tentunya Bapak sendiri dan semua oknum pemerintahan tinggal di sana. Apa benar adanya seperti yang teman saya katakan. Bahwa janji anda tidak anda tepati dengan segera. Padahal yang saya tahu anda mengeluarkan waktu saat anda mengikrarkan janji itu. Ya .. janji dalam satu tahun kepemimpinan anda.
Saya hanya ingin mengingatkan seperti yang teman-teman saya lakukan. Namun saya tak suka dengan cara yang membuat jalanan macet, berkerumul dengan banyak orang dan berpanas-panas ria untuk sekedar mengingatkan Bapak dan semua yang sedang duduk dibangku empuk dengan menyandang status PEMERINTAHAN.
Saya sendiri hanya seorang manusia yang banyak khilaf. Yang tiba-tiba saja terlintas untuk menulis surat cinta untukmu Pak. Dengan segala hormat saya meminta maaf sekali lagi jika menurut Bapak ini sangat tidak sopan.
Saya sendiri berbicara dan bertanya karena saya memang bingung dan terlalu bodoh dalam hal seperti ini. Bukan karena saya mengetes kemampuan Bapak sebagai seorang Pimpinan. Jujur dalam hati yang paling dalam saya sangat menyukai Bapak, bahkan saya pernah membela Bapak di saat yang lain tidak menyukai Bapak. Saya sendiri juga bukan bermaksud menjilat Bapak. Saya menaruh sebuah harapan kecil dari bangsa yang besar di dalam sebuah periode kepemimpinan Bapak.
Apa Bapak melihat banyak yang melakukan aksi hari ini ? Bahkan bukan sekali ataupun dua kali mereka semua melakukan aksi. Berkali-kali malah. Apa bapak tidak melihatnya ? Saya dengan segala hormat hanya ingin bertanya kepada Bapak. Apa yang sekarang Bapak pikirkan saat ini ? Saya mungkin sudah bisa menebak jawabannya. Namun saya sungguh ingin mendengar jawaban ini langsung dari Bapak. Seperti saya yang sedang meminta jawaban kepada Ayah saya sendiri.
Namun jika ini terlalu berat untuk dijawab maka saya putuskan untuk mempelajari negara ini dari berbagai narasumber. Tapi saya tetap berharap mendapatkan jawaban dari Bapak.
Sungguh saya sedih mendengar Bapak diteriaki orang dan di suruh mundur dari kursi kepemimpinan Bapak. Apakah mereka pernah berpikir jika sangat sulit berada di posisi itu. Jika saya yang Bapak tawarkan maka dengan setulus hati saya akan menolaknya.
Apa Bapak tahu, dulu Bapak sangat tampan dan berwibawa. Dan malam ini saya mendengar dari mulut teman saya sendiri kalau Bapak tidak sewibawa yang terlihat. Saya sakit hati mendengarnya, saya ingin membela bapak mati-matian. Karena mana ada seorang anak yang rela jika Ayahnya dijelek-jelekkan di depannya. Saya tidak suka Bapak dibilang tidak tegas, baik tegas untuk diri sendiri ataupun kepada rekan Bapak yang sedang duduk berleha-leha dikursi dimana tempat itu disebut sebagai tempat para wakil rakyat. Namun saya tak tahu harus berkata apa lagi.
Jika Bapak ada disamping saya saat itu. Apa yang akan Bapak lakukan ? Hanya itu yang saya ingin tahu.
Bapakku sayang, Bapakku tercinta. Tak pernah sedetikpun saya berpikiran negatif tentang Bapak. Karena Bapak adalah Bapak saya. Dan sebagai seorang anak. Saya hanya mampu mengingatkan Bapak agar Bapak tidak lupa akan janji Bapak kepada anak-anak kecil ini yang sedang tinggal disebuah negri yang besar namun sedang merasa kecil.
Saya dengan segala hormat dan permintaan maaf jika saya mengeluarkan kata-kata yang sekiranya kurang berkenan di hati Bapak.

Salam Hormat,
Ana Mawar Iriani

3 komentar:

dewi mengatakan...

Surat cinta untuk saya G ada mba???

^Naun Chumi^ mengatakan...

nanti ya sayang ..
aq bikin dulu ..
>.<

dewi mengatakan...

Asik-asik...
Ditunggu yah mba merpati posnya bawain.Hehehe