Selasa, 12 Oktober 2010

jejak 5 ,,gerbong ku,,



di situ aku terdiam. melihat potret hidup yang beraneka ragam. hanya terdiam tanpa dapat berujar ataupun bertindak. raut wajah yang tak lagi memiliki senyum. bocah yang tak beralas. pandangan yang mengharap. suara-suara lantang yang tak dihiraukan. sungguh tak sanggupku berdiam untuk kesekian lamanya lagi.

disitu aku tertunduk lemas. apa yang dapat kuperbuat. hanya menonton jeprat jepret hasil bidikan si amatir. dan hanya mampu berkomentar tanpa mampu ikut berbuat.

disitu aku terpaku. diam tak berdaya. bagai ditampar petir disiang bolong. hatiku hancur luluh lantah. menangisku dalam diam dan sepi. tanpa ada yang mengetahui.

tiba-tiba saja aku tercekat. tak dapat bernafas. tak dapat berkata. ditiap rangkaiannya telah banyak kulihat. seperti itu hal yang sama. sungguh tak sanggup.

mana si adil. mana si bijak. mana si baik hati. yang ada hanya si tega. ya dalam gerbong itu yang ada hanya si tega. dia merajai tempat itu.

dan aku berada disana. tanpa daya upaya untuk melawan si tega. aku terpasung oleh kejamnya si tega. aku terpenjara oleh kuasanya si tega. tapi tenang saja. selama hatiku bebas. aku masih bisa pergi meninggalkan jejak pada sang juru foto.

agar bidikannya sampai pada mereka. mereka yang duduk di gerbong sana. gerbong putih tanpa noda. penuh dengan topeng. diatas gerbong yang sedang kusinggahi kini.

Tidak ada komentar: