Apa kau tahu hai pria.
Di saat kau berada jauh darinya, saat itu pula
perasaanya menjadi campur aduk, entah antara khawatir, cemas, curiga, rindu
semua jadi satu di
dalamnya.
Dan itu amat terasa menyesakkan
baginya.
Dan di lain pihak dia juga harus
bisa menutup rapat semua masalah yang ada di sekelilingnya darimu, agar kamu
merasa damai dan tak khawatir atasnya.
Namun di saat dia sudah tak
mampu lagi menahan semua bebannya, hanya satu yang dia inginkan, yaitu
mendengar suaramu agar tentram hatinya.
Tapi semuanya sering salah arti,
karena apa yang dimaksudkan tak pernah tersampaikan, tertahan oleh jarak dan
waktu.
Hingga akhirnya sering
menyisakan sebuah tanda tanya besar diantaranya.
Apa kau tahu hai pria.
Di saat kau jauh darinya, apa
kau pernah berpikir akan takut kehilangan dirinya.
Karena saat kau merasakan hal
itu, sesungguhnya dia jauh lebih takut untuk kehilangan seseorang lagi dalam
hidupnya.
Dan itu kamu.
Karena sebelumnya hatinya yang
kau kira sangat kuat itu ternyata pernah jatuh hancur berkeping-keping, tak
berbentuk, berantakan.
Dan dengan susah payah dalam
waktu yang tak sebentar baginya, dia telah berusaha untuk menatanya kembali
dengan sangat hati-hati agar terlihat seperti sebelumnya.
Apa kau tahu hai pria.
Di saat dia menangis tanpa
sebuah alasan.
Di saat itulah dia berusaha
melepaskan semua bebannya tanpa ingin berkata-kata dan menjelaskan karena dia
tak mau kamu khawatir atasnya.
Maka di saat yang bersamaan pula
kamu mempertanyakan semuanya dan dia hanya dapat terdiam.
Namun yang dia ingin sebenarnya
bukan bertubi-tubi pertanyaan, tapi kamu, kehadiranmu.
Lalu apa kamu mau mengerti atas
semuanya ?
Di kala dia sedang belajar untuk
mengerti atasmu.
Karena sungguh itu terasa sulit
bila dia hanya berdiri sendiri saja, tanpamu.
Karena dia itu … wanita … hanya
seorang wanita.